MICROLEARNING

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) melalui Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengembangkan konten dan media belajar terkait PISA (Programme for International Student Assesment) literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains ke dalam Microlearning. Setiap konten dibagi menjadi segmen-segmen kecil dan terfokus untuk memudahkan dan mempercepat pemahaman terkait substansi materi.

PISA (Programme for International Student Assesment) adalah penilaian siswa skala besar (internasional). PISA disponsori OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) atau Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. PISA bertujuan mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di dunia. Evaluasi berlangsung tiga tahun sekali. Yang dinilai peserta didik berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak. Tes ini bersifat diagnostik yang salah satu manfaatnya untuk perbaikan sistem pendidikan di negara anggota OECD. PISA memonitor dan membandingkan hasil pendidikan dalam soal literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains.

Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi adalah fondasi penting bagi siswa untuk berhasil di sekolah dan dalam kehidupan. Program for International Student Assessment (PISA) menjadi tolok ukur penting untuk memahami sejauh mana siswa kita mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam berbagai konteks kehidupan nyata.

PISA, yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), menguji literasi siswa dalam tiga bidang utama: membaca, matematika, dan sains. Tes PISA tidak berfokus pada hafalan materi pelajaran, melainkan pada kemampuan siswa untuk:

  • Memahami dan menafsirkan informasi dari berbagai sumber.
  • Menganalisis dan mengevaluasi argumen atau data.
  • Menyelesaikan masalah secara kreatif dan efektif.
  • Berkomunikasi secara jelas dan logis.

Hasil PISA memberikan gambaran komprehensif tentang kualitas pendidikan di suatu negara. Bagi sekolah menengah pertama, memahami dan mengintegrasikan konsep literasi PISA dalam pembelajaran adalah krusial. Ini berarti mendorong siswa untuk berpikir kritis, bernalar, dan menggunakan pengetahuan mereka untuk memecahkan tantangan, bukan sekadar menghafal fakta. Dengan demikian, kita dapat mempersiapkan siswa menjadi individu yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tuntutan abad ke-21.

Dengan pengembangan microlearning ini diharapkan guru dan peserta didik dapat memahami kompetensi abad 21 yang diukur dalam survei PISA sehingga dapat meningkatkan mutu serta relevansi hasil pendidikan ke arah yang lebih baik.

LINK : MICROLEARNING DIKDASMEN